17 Hewan Terancam Punah di Indonesia – Indonesia merupakan negara kepulauan yang besar, dengan luas wilayah 1.990.250 km2. Terletak di antara dua benua (Asia dan Australia), dan dua samudera (Samudera Hindia dan Samudra Pasifik). Secara zoogeografis, Indonesia dibagi oleh garis Wallace. Kemudian, garis tersebut membagi Indonesia menjadi sisi barat (wilayah timur, sub wilayah Indo-malaya) dan sisi timur (wilayah Australia, sub wilayah Austro-malayan). Garis ini terletak di antara Pulau Kalimantan dan Sulawesi di utara, Bali dan Pulau Lombok di selatan.
17 Hewan Terancam Punah di Indonesia
Baca Juga : Mengapa Anda Harus Peduli Tentang Satwa Liar
fjocotoco – Di sisi lain, garis ini didasarkan pada jenis hewan di pulau-pulau. Sisi barat meliputi Sumatera, Jawa , dan Kalimantan (Kalimantan) dan pulau-pulau kecil di sekitarnya. Sisi timur meliputi Sulawesi, Papua, Sumbawa, Flores, dan semua pulau di sekitarnya. Hewan yang hidup di sisi barat memiliki kemiripan dengan hewan Asia kontinental, sedangkan yang hidup di sisi timur memiliki kemiripan dengan hewan Australia.
Namun, beberapa dari hewan ini menghadapi kepunahan karena perburuan yang ekstensif, perdagangan hewan, dan penyusutan habitat karena penggundulan hutan. Oleh karena itu, pemerintah Indonesia ingin melindungi mereka, sehingga mereka membuat daftar hewan Indonesia yang terancam punah. Ada beberapa hewan yang terancam punah di Indonesia.
1. Harimau Sumatera
Selain itu, dibandingkan dengan harimau lainnya, harimau sumatera jantan memiliki panjang rata-rata sekitar 230 cm dari moncong hingga ujung ekor, dengan berat rata-rata sekitar 140 kg, dan tinggi rata-rata sekitar 60 cm.
Sedangkan betina jauh lebih kecil, dengan panjang rata-rata sekitar 195 cm dari moncong hingga ujung ekor, dan berat rata-rata sekitar 91 kg. Seperti harimau lainnya, mereka adalah perenang yang hebat.
2. Macan Tutul Jawa
Macan tutul ini memiliki 2 variasi warna, yaitu warna cerah (oranye dengan bintik hitam-perak) dan hitam dengan bintik samar. Warna hitam adalah hasil dari gen resesif. Di Jawa Barat, macan kumbang lebih banyak ditemukan daripada macan cerah, sehingga orang menyebutnya macan kumbang. Macan tutul ini adalah identitas Jawa Barat.
Dibandingkan dengan macan tutul lainnya, macan tutul jawa paling kecil. Mereka solitaire, kecuali di musim kawin. mereka aktif di malam hari, berburu di malam hari. Seperti macan tutul lainnya, mereka suka membawa mangsanya ke atas pohon. Mereka juga perenang yang hebat.
3. Orang Utan
Orangutan Indonesia adalah kera arboreal, hidup di pepohonan. Mereka memberi makan terutama pada buah-buahan. Orang utan dikenal sebagai salah satu kera paling cerdas. Mereka dapat menggunakan benda-benda sebagai alat untuk membangun sarang.
4. Anoa
Sejak 1960, mereka terancam punah. Saat ini diperkirakan ada kurang dari 5000 individu. Anoa sering diburu untuk diambil kulit, tanduk, dan dagingnya. Di sisi lain, Sejak 1986, Anoa tercatat sebagai salah satu hewan yang terancam punah. Saat ini, ada kurang dari 5000 Anoa yang masih bertahan hidup di habitatnya.
5. Tapir . India
Kemudian, Tapir India juga memiliki cakar. Ada 4 cakar di setiap kaki depan dan 3 cakar di setiap kaki belakang, untuk mendaki tempat yang curam. Tapir jenis ini tidak memiliki penglihatan yang baik, tetapi pendengaran dan penciumannya sangat baik.
Sedangkan Tapir adalah hewan herbivora. Mereka memakan daun dan umbi-umbian. Mereka bergerak perlahan di hutan, tetapi mereka dapat melarikan diri dengan cepat ketika mereka merasakan adanya ancaman.
Mereka juga suka tinggal di dekat air, dan mereka adalah perenang yang hebat. Tapir bersifat krepuskular, artinya mereka kebanyakan aktif saat senja dan matahari terbenam.
6. Badak Jawa dan Sumatera
Badak sumatera ( Dicerorhinus sumatrensis ) merupakan satu-satunya badak Asia yang memiliki 2 cula. Ia dikenal sebagai “badak berbulu”, karena kulitnya yang berbulu. Badak sumatera lebih mudah dipelajari dibandingkan badak jawa.
Di sisi lain, di masa lalu, badak sumatera pernah hidup di India, Bangladesh, Bhutan, Cina Selatan, dan Asia Tenggara. Namun kini di banyak tempat terancam punah, sehingga hanya tersisa 6 populasi badak ini: 4 di Sumatera, 1 di semenanjung Malaya, dan 1 di Kalimantan.
Apalagi kedua badak tersebut terancam punah, karena banyaknya perburuan dan perusakan habitat untuk dijadikan ladang sawit. Pemburu membunuh badak ini karena culanya, karena para ahli pengobatan tradisional percaya bahwa cula dapat menyembuhkan penyakit. Jadi, kebanyakan dari mereka membidikkan culanya untuk kebutuhan sendiri demi menjaga kesehatannya tanpa memperdulikan keberadaan Badak.
7. Gajah Sumatera
Gajah sumatera ( Elephas maximus sumatranus ) merupakan sub-spesies gajah Asia yang hanya dapat ditemukan di Pulau Sumatera dan Kalimantan.
Gajah sumatera lebih kecil dari gajah india. Gajah Sumatera adalah mamalia darat terbesar di Indonesia. Berat gajah sekitar 6 ton dan tinggi bahu sekitar 3,5 meter. Di penangkaran, mereka bisa mencapai usia 60 tahun. Saat ini banyak terjadi penggundulan hutan untuk membuat ladang sawit.
Pada tahun 2000, populasi di alam liar hanya 200-2700 individu. Penurunan populasi yang cepat karena banyaknya pemburu liar yang mencari gading, serta perusakan habitat.
8. Beruang Madu
Beruang madu ( Helarctos malayanus ) milik keluarga Ursidae, dan merupakan yang terkecil dari semua spesies beruang. Beruang ini merupakan fauna khas provinsi Bengkulu (Sumatera) dan maskot kota Balikpapan (Kalimantan).
Panjang tubuhnya sekitar 1,4 m dan tinggi bahu sekitar 70 cm. Beratnya sekitar 50-65 kg. Bulunya pendek dan mengkilat, kebanyakan berwarna hitam atau coklat tua. Kemudian, matanya berwarna coklat atau biru tua, moncongnya besar tapi pendek. Di bagian lehernya terdapat tanda setengah lingkaran dengan warna jingga muda, yang oleh penduduk setempat dipercaya sebagai “tanda matahari terbit”. Serta cakar mereka yang panjang dan tajam.
Kemudian, Beruang Madu adalah omnivora, memakan hampir semua hal, mulai dari daun, buah-buahan, serangga, sarang lebah, dan hewan kecil. Mereka aktif di malam hari, mencari makan di malam hari. Mereka adalah hewan soliter. Ancaman mereka adalah pemburu liar dan perusakan habitat. Pemburu mencari kulit dan kantong empedunya. Sedangkan perusakan habitat meliputi kebakaran hutan yang terjadi setiap tahun di Sumatera dan penggundulan hutan untuk pembuatan ladang sawit.
9. Lumba-lumba Mahakam
Lumba-lumba Mahakam ( Orcaella brevirostris ) adalah lumba-lumba yang hidup di air tawar, subspesies dari lumba-lumba sungai Irrawaddy. Pada tahun 2007, populasinya hanya 50 ekor.
Namun pada tahun 2012, populasinya bertambah, dengan 92 individu. Hanya ada 3 populasi lumba-lumba Irrawaddy di dunia. Seperti sungai Mahakam, sungai Mekong, dan sungai Irrawaddy.
Mereka adalah karnivora, memakan ikan dan udang yang lebih kecil. Kepalanya bulat, dengan tubuh abu-abu. Sirip punggungnya kecil dan bulat. Ia tidak memiliki paruh. Itu juga menggunakan komunikasi ultrasonik seperti kerabat mereka di laut.
Saat ini, lumba-lumba Mahakam menghadapi kepunahan karena perusakan habitat, misalnya erosi sungai dan pendangkalan, peningkatan jumlah perahu di sekitar muara Mahakam, juga karena harus bersaing dengan nelayan untuk mendapatkan makanan.
10. Pari Manta
Indonesia juga merupakan habitat Pari Manta Laut ( Manta birrostris ) dan Pari Manta Karang ( Manta alfredi ). Mereka dapat ditemukan di semua laut di sisi timur Indonesia.
Mereka adalah ikan pari terbesar. Pari manta terlihat hampir sama dengan kerabat ikan pari lainnya di sirip dada lebar dan ekor seperti cambuk. Ekornya lebih pendek dari ikan pari mana pun, dan mereka tidak menyengat. Pari manta juga memiliki volume otak yang lebih besar daripada kerabat hiu dan ikan pari, sehingga membuat mereka lebih cerdas. Ciri khasnya adalah sepasang “tanduk” di dekat mulut.
Tanduknya sebenarnya adalah sirip kepala, membantu memasukkan air yang kaya plankton ke dalam mulut. Pari manta terancam punah karena penangkapan ikan yang berlebihan dan perusakan karang.
11. Dugong
Dugong ( Dugong dugong ) adalah mamalia laut yang termasuk dalam famili Sirenia atau sapi laut. Ini adalah satu-satunya mamalia herbivora yang tinggal di laut.
Sebagian besar Dugong hidup di sisi barat Indonesia dan Australia utara. Ini membutuhkan area mencari makan yang luas, air yang dangkal dan tenang. Dugong terutama mengandalkan rumput laut, membuat mereka tidak pernah benar-benar pergi jauh dari tempat kelahirannya. Kemudian, selama ribuan tahun, Dugong diburu untuk diambil daging dan lemaknya. Perusakan habitat juga membuat populasinya menurun dengan cepat.
Apalagi, aktivitas nelayan bisa merugikan mereka. Ancaman termasuk badai, parasit, dan predator seperti hiu, dan buaya air asin.
12. Hiu
Hiu adalah predator puncak, dan mereka memainkan peran penting dalam menjaga keseimbangan ekosistem laut. Sejak 2014, pemerintah Indonesia melindungi 6 spesies hiu yang terancam punah dan 2 spesies pari manta. Ada 4 spesies hiu yang terancam punah yang hidup di Indonesia. Seperti:
- Sawfish ( Pristis spp ).
- Hiu paus ( Rhincodon typus ).
- Hiu ujung putih samudera ( Carcharhinus longimanus ).
- Kepala martil bergigi ( Sphyrna lewini ).
Saat ini, populasi hiu menurun dengan cepat karena penangkapan ikan yang berlebihan. Selain itu, permintaan sirip hiu dari restoran Asia juga tinggi. Pemerintah mengatur perdagangan hiu sebagai kunci untuk melindungi spesies fundamental ini.
13. Paus dan Lumba-lumba
Indonesia melindungi semua keluarga Cetacea, paus dan lumba-lumba. Sebab, Indonesia mengikuti anjuran CITES dan IUCN, ikut serta dalam konservasi ekosistem laut internasional.
Terletak di antara 2 samudra (Samudera Hindia dan Samudra Pasifik), Indonesia menjadi rumah dan jalur migrasi paus dan lumba-lumba. Saat ini populasi paus menurun dengan cepat karena perburuan komersial dan olahraga yang berlebihan. Lumba-lumba juga menurun karena penangkapan ikan yang berlebihan, membuat makanan mereka semakin langka dan mereka harus bersaing dengan manusia untuk mendapatkan makanan.
Beberapa suku di Nusa Tenggara, Indonesia, menjadikan perburuan paus sebagai kegiatan budaya mereka. Tradisi tersebut masih menggunakan alat-alat tradisional, namun berkontribusi terhadap penurunan populasi paus.
14. Penyu Laut
Penyu juga merupakan hewan yang terancam punah. Ini karena perburuan telur dan predator seperti hiu, biawak (memakan telur), elang (memakan penyu yang baru lahir).
Sementara itu, Indonesia merupakan tempat bertelur 4 spesies penyu. Seperti penyu sisik (Eretm0chelys imbricata), penyu belimbing (Derm0chelys coriacea), penyu pipih (Natat0r depressus), penyu hijau (Chel0nia mydas), dan penyu tempayan (Caretta caretta).
Di sisi lain, untuk menjaga keberadaan penyu di habitatnya, ada beberapa konservasi laut yang dilakukan. Beberapa LSM asing (Non Government Organization) bekerja sama dengan BKSDA (Departemen Konservasi Sumber Daya Alam Nasional) untuk melestarikan dan meningkatkan populasi penyu.
15. Cendrawasih (bird of paradise)
Cendrawasih (Paradisaea spp) adalah 7 spesies burung asli Indonesia bagian timur, pulau selat Torres, Papua Nugini, dan Australia Timur. Burung jantan memiliki bulu khas yang indah, panjang dan kompleks, tumbuh dari kepala, paruh, sayap dan ekor.
Burung-burung tersebut, menurut spesiesnya, memiliki ukuran yang beragam, mulai dari bobot 50 gram hingga 430 gram. Jenis yang paling dikenal adalah Cendrawasih Kuning (Paradisaea apoda). Di sisi lain, masyarakat adat sering menggunakan bulu dalam pakaian adat mereka.
Apalagi, pada abad 18-19 M, bulu menjadi bahan penting untuk pembuatan topi wanita di Eropa. Namun demikian, perburuan bulu burung cendrawasih serta perusakan habitatnya untuk industri pertambangan membuat populasinya menurun dengan cepat. Saat ini, burung dilindungi di seluruh dunia, dan perburuan hanya diperbolehkan untuk penggunaan tradisional.
16. Elang Jawa
Elang jawa ( Nisaetus bartelsi ) yaitu burung asli pulau Jawa. Burung ini juga disebut Garuda, lambang negara Indonesia.
Elang jawa merupakan burung berukuran sedang hingga besar, dengan panjang sekitar 60-70 cm. Kepala berwarna coklat kemerahan, dengan jambul mengarah ke atas (2-4 helai bulu). Punggung dan sayap berwarna coklat, iris mata berwarna kuning atau coklat, dengan kaki berwarna kekuningan.
Hari ini burung ini sangat terancam punah. Diperkirakan hanya ada 137-188 pasang burung di alam liar. Ini karena perusakan habitat dan eksploitasi terus menerus oleh orang-orang yang tidak bertanggung jawab.
17. Burung beo
Burung beo dapat ditemukan di alam bebas di Indonesia bagian timur, sekitar Sulawesi, Nusa Tenggara Timur, Maluku dan Papua.
Burung ini terdiri dari 3 famili: kakatua, lories dan nuri Selandia Baru. Yang bisa ditemukan di Indonesia adalah kakatua dan kukang.
Saat ini, keberadaan burung ini menghadapi kepunahan dalam krisis besar karena perburuan dan perdagangan hewan yang berlebihan. Dalam perdagangan hewan saja, hanya seperlima dari burung yang diburu akan hidup aman dengan pemiliknya.
Sedangkan kakatua yang terancam punah di Indonesia ada 5 jenis yaitu: kakatua masak ( Cacatua galerita ), kakatua jambul kuning ( C.sulphurea ), Kakatua Tanimbar ( C.coffini ), Kakatua Maluku ( C.moluccensis ), dan yang paling terancam punah. satu, Kakatua raja ( Probosciger aterrimus ).
Sedangkan kukang adalah kukang bertangkai hitam ( Lorius lory ), kukang hias ( Trichoglossus ornathus ), Kabare lory ( Psittirichas fulgidus ), dan talaud lory ( Eos histrio ).